Main Menu

.
Giusto odio dignissimos

Lampung Ekspres plus

4 Oktober 1968 segenap kerabat kerja dan masyarakat serta sidang pembaca jikalau eksistensi LE tak lain dan tak bukan diperuntukkan untuk memperjuangkan kepentingan Lampung. Itulah mengapa koran ini dengan sangat bangga memilih jargon Korannya Masyarakat Lampung. kesemuan bagian adalah keluarga. ke depan LE masih terus berkesempatan eksis dan memberikan kontribusi optimalnya untuk Lampung. Tabik pun, nabik tabik. Sikandua kilu mahap. Numpang liyu puunn.. .

Read More
Omnis dolor repellendus

Lampung Ekspres plus

4 Oktober 1968 segenap kerabat kerja dan masyarakat serta sidang pembaca jikalau eksistensi LE tak lain dan tak bukan diperuntukkan untuk memperjuangkan kepentingan Lampung. Itulah mengapa koran ini dengan sangat bangga memilih jargon Korannya Masyarakat Lampung. kesemuan bagian adalah keluarga. ke depan LE masih terus berkesempatan eksis dan memberikan kontribusi optimalnya untuk Lampung. Tabik pun, nabik tabik. Sikandua kilu mahap. Numpang liyu puunn.. .

Read More
Olimpedit quo minus

Lampung Ekspres plus

4 Oktober 1968 segenap kerabat kerja dan masyarakat serta sidang pembaca jikalau eksistensi LE tak lain dan tak bukan diperuntukkan untuk memperjuangkan kepentingan Lampung. Itulah mengapa koran ini dengan sangat bangga memilih jargon Korannya Masyarakat Lampung. kesemuan bagian adalah keluarga. ke depan LE masih terus berkesempatan eksis dan memberikan kontribusi optimalnya untuk Lampung. Tabik pun, nabik tabik. Sikandua kilu mahap. Numpang liyu puunn.. ....

Read More
Itaque earum rerum

Lampung Ekspres plus

4 Oktober 1968 segenap kerabat kerja dan masyarakat serta sidang pembaca jikalau eksistensi LE tak lain dan tak bukan diperuntukkan untuk memperjuangkan kepentingan Lampung. Itulah mengapa koran ini dengan sangat bangga memilih jargon Korannya Masyarakat Lampung. kesemuan bagian adalah keluarga. ke depan LE masih terus berkesempatan eksis dan memberikan kontribusi optimalnya untuk Lampung. Tabik pun, nabik tabik. Sikandua kilu mahap. Numpang liyu puunn.. .

Read More
Epudiandae sint molestiae

Lampung Ekspres plus

4 Oktober 1968 segenap kerabat kerja dan masyarakat serta sidang pembaca jikalau eksistensi LE tak lain dan tak bukan diperuntukkan untuk memperjuangkan kepentingan Lampung. Itulah mengapa koran ini dengan sangat bangga memilih jargon Korannya Masyarakat Lampung. kesemuan bagian adalah keluarga. ke depan LE masih terus berkesempatan eksis dan memberikan kontribusi optimalnya untuk Lampung. Tabik pun, nabik tabik. Sikandua kilu mahap. Numpang liyu puunn.. .

Read More
Sahut aut reiciendis

Lampung Ekspres plus

4 Oktober 1968 segenap kerabat kerja dan masyarakat serta sidang pembaca jikalau eksistensi LE tak lain dan tak bukan diperuntukkan untuk memperjuangkan kepentingan Lampung. Itulah mengapa koran ini dengan sangat bangga memilih jargon Korannya Masyarakat Lampung. kesemuan bagian adalah keluarga. ke depan LE masih terus berkesempatan eksis dan memberikan kontribusi optimalnya untuk Lampung. Tabik pun, nabik tabik. Sikandua kilu mahap. Numpang liyu puunn.. .

Read More
  • Giusto odio dignissimos
  • Omnis dolor repellendus
  • Olimpedit quo minus
  • Itaque earum rerum
  • Epudiandae sint molestiae
  • Sahut aut reiciendis

Sabtu, 15 Februari 2014

SEUSAI NYEMPLUNG


Inilah kondisi Mobil Dinas Camat Rawajitu Utara (RJU) Toyota Hilux BE 9012 LZ, usai dievakuasi setelah sebelumnya terjun ke saluran air (kanal ) di Desa Panggung Jaya, Kecamatan RJU, Kabupaten Mesuji, Kamis (13/2) kemarin. Foto: LAMPUNG EKSPRES/Misdi.
Read More

Jumat, 14 Februari 2014

SERAHKAN BANTUAN


Bupati Lampung Selatan H. Rycko Menoza, SZP, MBA menyerahkan bantuan PNPM saat Musrenbang Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, Kamis (13/2/2014). foto: LAMPUNG EKSPRES/Hendra Kasim.
Read More

Bangun RS Type C, Pemkab Mesuji Sehatkan Masyarakat Secara Gratis

Laporan Misdi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mesuji menganggarkan dana Rp4 Miliar mengcover kesehatan masyarakat yang tidak mampu di Tujuh Kecamatan se-Kabupaten Mesuji. Karena, Pemkab Mesuji menilai masyarakat kurang mampu di Kabupaten Mesuji belum semuanya dijangkau. Untuk membuktikan kepeduliannya, maka Pemkab kembali menganggarkan dana Rp4 Milyar di bidang kesehatan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadis) Mesuji Budiman Nainggolan S.Km, M.Kes mengatakan, di bidang kesehatan kita telah menyiapkan anggaran sebesar Rp4 milyar. Di mana program ini untuk membantu masyarakat Mesuji bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit secara gratis. "Kita tetap menyiapkan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bagi masyarakat Mesuji sebesar Rp3 Milyar. Sedangkan Rp1 milyar untuk program JKN yang rencananya akan menjalin kerjasama dengan BPJS dan saat ini masih melakukan penjajakan," jelas Budiman Rabu (12/2) kemarin. Dikatakannya, dana kesehatan yang telah disiapkan ini merupakan kepedulian Bupati Mesuji terhadap masyarakat yang ada di Mesuji dan sekaligus menyukseskan program JKN yang telah digelontorkan pusat untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu. "Selain menyukseskan program JKN, Pemkab Mesuji juga memiliki program kesehatan yakni program Jamkesda di mana program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap masyarakat untuk mendapatkan pengobatan gratis," imbuhnya. Sementara untuk program JKN, saat ini kita tengah melakukan pendataan terhadap masyarakat di Mesuji. Karena Bupati Mesuji memprogramkan agar ke depan masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis dan terlayani secara maksimal. "Kita tidak mau lagi ke depan terdapat masyarakat yang tidak terlayani di bidang kesehatan. Terlebih program bupati pada tahun ini mewujudkan masyarakat Mesuji terbebas dari berbagai penyakit," tegasnya. Selain di bidang kesehatan, Lanjut Budiman, saat ini kita juga tengah fokus di bidang pembangunan rumah sakit. Di mana rencananya rumah sakit ini akan dibanggun tipe C. Sementara untuk masalah tanah kita tidak membidanginya. Kita hanya fokus pada bidang teknis agar pembangunan tetap akan berjalan. "Peningkatan sarana dan prasarana baik fisik maupun SDM agar kualitas pelayanan kesehatan meningkat. Yang jelas, prioritas utama adalah pembangunan rumah sakit tipe C yang berlokasi di Desa Brabasan, Kecamatan Tanjung Raya, yang akan dikerjakan secara bertahap," pungkasnya (*)
Read More

Kamis, 13 Februari 2014

Dituduh Bandar Sabu, IRT Bersikeras Menampik

Dituduh Bandar Sabu, IRT Bersikeras Menampik Laporan Indra Wahyu Wakapolres Lampung Utara (Lampura), Kompol Deden Heksa putra memimpin langsung tim Ranger membekuk seorang wanita yang diduga bandar narkoba, saat melintas di Jl Jendral Sudirman, tepatnya depan kantor pegadaian Kotabumi, Kamis (13/2) sekitar pukul 08,00 Wib. Tersangka adalah Nova Tiana Media (42) warga Simpang Empat Kompi, Banyu Urip, Lampura. Dari tangan tersangka Polisi mengamankan 12 paket sabu dengan berbagai ukuran mulai dari paket kecil hingga paket besar. Deden Heksa Putra, ketika dikonfirmasi Kamis (13/2) di lokasi penangkapan membenarkan pihaknya telah mengamankan seorang wanita yang diduga bandar narkoba. ”Penangkapan tersebut berawal saat Tim Ranger yaitu pasukan khusus yang di bawah naungan saya, melaksanakan tugas rutin PAM rawan pagi di wilayah hukum Polres Lampura, tepatnya di depan kantor Pegadaian Kotabumi, saat itu melintas seorang wanita bersama dua anak kecil menggunakan sepeda motor Honda Revo hitam BG 2686 UV, karena anggota curiga dengan wanita tersebut, lalu dilakukan pencegahan. Dari pencegahan itu ditemukan dua bungkus sabu di dalam tas tersangka, lalu anggota memberitahukan kepada saya dan saya perintahkan mengamankannya,” kata Deden. Lanjutnya, saat dirinya datang ke lokasi pengkapan, diketahui bahwa ada dua paket kecil diduga sabu-sabu terbungkus plastik hitam dalam tas kecil yang dibawa tersangka. Namun, saat dimintai keterangan tersangka sempat membantah jika sabu tersebut miliknya. Akhirnya Deden melaporkan hal itu ke Kapolres AKBP Helmy Santika untuk meminta izin melakukan pemeriksaan di kediaman tersangka. Setelah diizinkan, imbuh Deden, dirinya dengan pasukan Ranger dibantu anggota Sat Narkoba Polres Lampura menuju ke rumah tersangka. ”Setelah tiba didkediaman tersangka, pasukan saya melihat seorang pemuda membuang bungkusan di luar rumah Nova, saat dilihat oleh angota ternyata bungkus yang dibuang oleh pemuda itu berisi 10 paket sabu dengan ukuran paket kecil, sedang, dan ada yang besar, serta satu set alat hisap sabu,” jelas Wakapolres seraya menegaskan setelah dilakukan pemeriksaan oleh angota Satnarkoba Polres Lampura, pemuda tersebut bernama Yogi (16) anak tersangka Nova. Dan Yogi mengakui dirinya membuat 10 bukus sabu tersebut dan membenarkan sabu tersebut milik ibunya. ”Kini kedua tersangka masih diamanakan di Mapolres setempat guna melakukan pemeriksaan lebih lajut, dan keduanya akan dijerat pasal 1 ayat 1 UU nomor 35/2009 tentang narkotika, dengan ancaman minimal 5 tahun penjara,” pungkas Deden. Terpisah, tersangka Nova ketika ditanya perihal BB sabu, dia tidak mengakui bahwa barang haram tersebut adalah miliknya, bahkan anggota yang melakukan penangkapan dianggap menuduh dirinya. ”Bukan punya saya narkoba itu, polisi main tuduh saja, dari pegadaian mereka memeriksa saya dengan meminta keluarkan tas dompet saya dan tahu-tahu kata mereka ada sabu, padahal saya yakin sabu itu bukan punya saya,” jelasnya. Diteruskanya lagi, pada saat mereka meminta agar rumahnya diperiksa, dirinya dituduh bandar sabu yang suka menjual sabu, saya pun terkejut saat saya meminta bukti mana orang yang sudah beli sabu dengan saya mereka tidak memenuhinya. ”Saya tidak tahu, dari awal mereka menuduh saya terus bahkan saat mereka periksa di rumah saya, sabu itu tidak ada di dalam rumah saya,” ucapnya seraya menyatakan tidak terima perlakuan polisi dengan meyakini dirinya bukan pemilik sabu itu. (*) BARANG BUKTI - Wakapolres Lampura, Kompol Deden Heksa Putra, menunjukkan barang bukti sabu saat mengamankan tersangka Nova pertama kali di Kantor Pegadaian Kotabumi. Tampak wanita tersebut menunjukkan ekspresi kesal saat dilakukan penggeledahan di kediamannya. foto: LAMPUNG EKSPRES/Indro_Wibowo
Read More